times

mengais harapan direruntujan masa lalu

Kamis, 06 Mei 2010

Sesak dada hanya menatap
tak berdaya diapit putus asa
bangkit
gelorakan jiwa menggugah
modal niat menjadi alat utama
beling kepedihan memberi salam saat tiba
semerbak hawa insan lain berdatangan
menciutkan segunung semangat
tidak
jangan kau timbulkan pikiran kalau aku tak kan maju
aku di sini
di depan gerbang mu masih memegang ribuan senjata
aku takkan berbalik melangkahkan kaki ku menjauhi parasmu
sejenak angin kecil berhembus menerobos masuk sampai taju pedang
membuka tirai melonggarkan kehampaan
ayo masuklah
penuhi kehampaan itu
agar aku menjadi penuh
penuh dengan sosok agungmu
karna itulah angan-anganku
di sampingku kau berada saat aku masih mencucukan jemari menusuk dinding kemustahilan
masih berkata dalam hati
apakah bisa
aku yakin bisa
karna serpihan puing yang kukumpulan
akan kujadikan istana untukmu
tak usai ratusan kata harapan menopang berat raga ini
tak kan habis udara kasih yang ku hirup
dengar
dengarkan ini
aku disini
menyayangimu dan akan terus menjaga gerbang ini
sampai saat itu takan ku ijinkan satu makhluk pun hinggap walau untuk berkunjung
karna takan kubiarkan kau menjamah rasa pilu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar